Resensi Novel Legend Of Dragon Horn Joseph Hengky H.

Judul: Legend Of The Dragon Horn
Penulis: Joseph Hengky H.
Tahun Terbit: 2014
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Jumlah Halaman: 385 hlm
ISBN:978-602-02-4427-3






Awalnya nemuin buku ini waktu ada pameran buku di Gramedia Simpang Lima, harganya agak terjangkau karena pameran. Kalo gak salah sekitar 30 ribuan, dan waktu itu membaca sinopsis dibelakang juga kayaknya lumayan menarik, dan akhirnya kebelilah buku ini. Setelah dibaca ampe selesi kagak rugi uga beli buku ini, banyak adegan menegangkan dan magis yang dipaparkan dalam buku ini. Mulai dari para pengendali unsur macam Avatar, para penyihir, sumonner, hingg hewan-hewan magis seperti Phoenix.

LEGEND OF DRAGON HORN

Awal cerita dibuka oleh raja Tarviatus yang berkomunikasi dengan sang Naga. Dalam buku ini sang Naga dianggaap seekor hewan yang legenda dan memiliki kekuatan terbesar. Raja Tarviatus tidak gentar menemui sang Naga yang agung. Dalam pertemuan ini Tarviatus hendak melakukan parley atau perundingan untuk mendapatkan tanduk naga yang legendari. Untuk pelaksanaannya sang Naga memina sesatu untuk pertukaran. Tarviatus memberikan sebuah Unicron dan Yeti sebagai persembahan. Unicron meyakinkan sang naga agar tidak memberikan tanduknya kepada manusia, tapi Tarviatus mendesak agar segera diberikan tanduk tersebut.sang naga tetap tenang dengan kebijaksanaannya. Dengna tba-tiba ketika unicorn hendak diberikan pada Naga ia menanduk yeti tepat pada dadanya, dan sebah pukulan keras dilontarkan pula oleh yeti dan berakhirnlah nyawa kedua mahluk magis tersebut. Tarviatus pai, rencananya tidak berjalan dengan benar, ia mengacungkan pedang kepada sang Naga yang hendak pergi, dengan cepat Taviatus melompat ia mencoba meraih tanduk Naga, tapi tentu saja Naga yang legendari dengan mudah menghempaskan Tarviatus. Invictus, putra dari Tarviatus juga mencegah agar Naga tidak pergi. Tapi berakhir sama. Sang Naga berkelakar bahwa ia tidak akan memberikan tanduk ketigannya kepada mereka. Setelah itu naga pergi membawa mayat Unicorn dan Yeti serta menuju ke Benteng 8, disanalah ia diperkirakan memberikan tanduknya tersebut.

Kisah berfokus pada Dei, Bid, dan Luz ketiga sahabat yang berasal dari desa Quirt. Mereka sedang berburu ketika tiba-tiba pasukan kerajaan Dyossona mencari pemuda untuk wajib militer, tapi berakhhir dengan pembantaian. Ketiga sahabat tersebut kembali dan menemui para pasukan yagn sedang membantai desannya, mereka melakukan perlawanan. Setelah perlawanann, Dei masih menemui Ibunya yagn sedang sekarat, ia berujar bahwa utnuk emngambil sebuah surat dan sebuah kalung di rumahnya. Kulung tersebut berbandul sebuah tanduk.
Usai mengguburkan jasad di quirt ketiga sahabat melakukan petualangan yagn anntinya terlibat dalam peristiwa-peristiwa besar. Dari pertemuan mereka dengan Tuan Lendin, Rexas, Tuan Passil dan orang-orang hebat lainya. Semakin cerita berjalan semakin nampak jati diri asli dari Dei dan kawan-kaannnya. hingga cerita usai masih meninggalkan banyak misteri. Banyaka adengan laga terpapar dalam cerita ini, seerti ketikga kemunculan awal Rexas, hingga perang antara Dyssona dengan Za’bur serta Granneta. Dalam kisah nanti juga dipaparkan bagimana kehebatan Invictus sang putra dari Tarviatus.
Secara menyeluruh novel ini unik untuk diikuti, terutama dalam adegan laga, novel ini mampu menyajikan pertarungan hebat diluar manusia normal. Dari pertarugan unsur hingga pertarugan magis. Memang, dalam pembacaan saya waktu adegan pertarungan saya kadang membaca 2x untuk memberikan imajinasi yagn lebih jelas, tapi setelah itu jujur pertarugan yang disajikan sungguh meneganggkan.

Rating dari saya 7,8 dari 10.

Belum ada Komentar untuk "Resensi Novel Legend Of Dragon Horn Joseph Hengky H."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel