Resensi Buku Che: Sebuah Biografi Grafis

Che: Sebuah Biografi Grafis

Penerbit:PT Gramedia Pustaka (Terjemahan)
Penulis:Spain Rodriguez
Penerjemah: Ratih Kumala
Tahun Terbit: Oktober 2008
ISBN:978-979-22-4086-3

Cover Komik Biografis

Halaman Ketika Che akan dieksekusi

Sudah tidak asing melihat wajah seorang berjanggut dan menatapkan suatu keberanian, biasanya terpampang dalam stiker, kaos, poster, dan berbagai macam hal. Wajah dengan brewok serta baret bergambar bintang itu adalah Che Guevara, seorang revolusioner Kuba asal Argentina yang sering kali disebut sebagai simbol revolusioner. Entah engapa disebut begitu, padahal sebelumnya sudah banyak revolusi yang digerakkan oleh banyak tokoh dala melawan penindasan di bangsanya namun, wajah Che lebih familiar dengan hal-hal yang revolusioner saya kira.

Sesuai dengan judulnya, Che: Sebuah Biografi Grafis merupakan sebuah biografi bergambar yang lebih mudah dipahai dan lebih enteng diikuti ketimbang membaca buku biografi yang biasnaya berhalaman tebal. Buku biografi bergambar yang hanya berhalaman sekitar 150an halaman dlebih menyenangkan dan mudah dipahami. Buku ini secara lengkap menceritakan bagamana Ernesto “Che” Lynch De La Serna lahir hingga kematiannya. Bagaimana perjalanan hidupnya menjadi seorang revolusioner yang sering foto-fotonya sering terpampang dalam bentuk apapun.

Perjalanan che sejak menjadi seorang mahasiswa akedokteran di Buenos Aires, Argentina, lalu dimana ia melakukan perjalanan mengelilingi Amerika Selatan bersama Alberto Granado dengan motor Norton 500cc. Lebih dari itu, ketika Che melakukan perang geriliya melawan Fulgencio Batista bersama Fidel dan gerakan 26 Juli. Hingga perjuangan revolusionernnya di Kongo Hingga Bolivia yang merupakan akhir kehidupannya. Scene ketika Che hendak dieksekusi juga digambarkan, dimana ia dengan tegas dan lantang berkata “bunuh saja pengecut, kau hanya membunuh seorang manusia!”. Secara utuh, buku ini menggambar setiap jengkal kehidupan dari Che Guevara, meskipun tidak terlalu mendalam. Semisal ketikka kunjungannya di wilayah-wilayah Asia Tenggara, seperti Indonesia, hanya digambarkan tampak Candi Borobudur saja. Tidak diceritakan secara rinci bagaimana ia mennjalin persaudaraan disana. Bahasa dan gambar mudah dipahami.

Rating dari saya 8/10

Hasta Siempre Komandante

Patria O Muerte