Resensi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
Resensi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
Penerbit: Yayasan Bung Karno bekerja sama dengna Media
Pressindo
ISBN: 978-979-911-451-9
Jumlah Halaman: 415
Edisi Revisi
“Aku Dikutuk Seperti Bandit dan Dipuja Seperti Dewa” - Soekarno.
Soekarno atau Bung Karno memang
selalu unik untuk disimak dan diteladan kisah-kisahnya. Sang proklamator telah
mengalami banyak fase kehidupan perjuangnya membuat Indonesia merdeka. Dari dituduh
sebagai seorang kolaborator Jepang hingga seorang Komunis oleh orang-orang,
bahkan seringkali diplesetkan juga bahwa Soekarno merupakan penyambung lidah
Nippon. Soekarno memang orang yang keras kepala, dalam buku ini ia mengakuinya,
ia juga mengakui bahwa ia merupakan orang egois dalam setiap “tindakannya” tapi
benar-benar buku ini menunjukan sebuah kisah inpirsiratif bagimana Soekarno
menjadi seorang yang benar-benar dielu-elukan masyarakat rakyat Indonesia
bahkan dianggap sebagai Ratu Adil pada masa itu. Hingga kini nama Seokarno
bukan hanya dapat disebut sebagai seorang presiden pertama Indonesia namun,
juga sebagi seorang pejuang, politikus yang benar-benar mati-matian
mempertaruhkan nyawanya untuk mimpi kemerdekaan Indonesia.
Mengapa dalam buku ini disebut
sebagai edisi revisi?
Ada kisah mengenai alasan mengapa
buku ini edisi revisi dalma halaman pengatar awal-awal, yang bahkan juga
ditulis oleh sejarawan Asvi Warman Adam. Diceritaka bahwa sebelumnya pada masa
awal buku ini diterjemahkan ada paragraf yang diartikan Soekarno
mendikritsikan Hatta, dan hal itu benar-benar membuat gempar, akan tetapi setelah
dicek kembali dari cetakan asli, tenyata paragraf tersebut tidak ada. Atau
mungkin salah cetak?. Sebab itu kini buku ini dicetak dengna edisi revisi.
Bung Karno penyambung Lidah
Rakyat Indonesia, meruapakan autobiografi yang dituturkan Seoakrno kepada Cindy
Adams, seorang wartawan dari Amerika Serikat yang menjadi orang yang pertama
kali mewawancarai Putra Sang Fajar ini. Soekarno mengakui bahwa dalam penulisan
buku ini tidak semudah yagn dibayangkan, sebab dalam penulisan sebuah
autobiografi, atau biografi, layaknya melepas plesterplester yang telah
menempel, rasanya sakit sekali. Pada akhrinya Soekarno teetap menuturkan segela
kisahnya hingga menjadi buku ini. Buku ini benar-benar mengisahkan bagimana
perjalanan Soekarno Putra sang Fajar hingga akhir hidupnya dimana ia lengser
dari pemerintahan presiden. Dari masa kecil ketika Mojokerto mentalnya
benar-benar ditempa dimana ia harus hidup serba susah dan terbatas, akan tetapi
semangatnya dalam belajar tidak pernah padam. Kisahnyaberlanjut ketika ia dipondokkan
di Surabaya tepatnya di Gang peneleh asuhan H.O.S Tjokroaminto seorang peramu
nasionalisme dan bahkan nantinya menjadi menantunya. Dari gang peneleh ini
pemikiran Seokarno semakin berkembang, ia bertemu dengan Semaun, Alimin, dan
Musso yang beraliran Komunis. Di ruang kecil yang gelap paling pojok belakang,
Seokarno senantiasa beraltih pidato sehingga teman-temannya dari lain kamar
sering mengintipnya berlatih. Sikap Revolusionernya benar-benar tertuang ketika
ia bekuliah di Bandung, melalui partainya Partai Nasional Indonesia (PNI),
Soekarno benar-benar vokal mengkritik dengna tulisan-tulisannya yang tajam, dan
membuatnya berkali-kali dipenjara dan diasingkan. Dalm autobiografi ini ia juga menegaskan ia bukanlah seorang Komunis seperti tuduhan pada masa akhir pemerintahanya, ia berucap bahwa egonya terlalu besar untuk menjadi budak Soviet".
Ia sering juga berselsih secara
intelektual dengan Mohammad Hatta yang nantinya menjadi seorang sahabat dan
dwitunggal yang benar-benar ideal. Segala sepak terjang Seokarno benar-benar
tertuang dalam buku ini mulai dari pergulatanya dalam politik hingga masa
percintaan sejak dijodohkan dengan
Oetari Tjokroaminoto dan bagaimana ia jatuh hati dengan Inggit Ginarsih,
Fatmawati dan istri-istri lainnya. Bahasa yang digunakan juga mudah dicerna,
akan tetapi mungkin saja dari buku ini ada beberapa subjektifitas dari Bung
sendiri, tapi hal itu saya kira bukan permasalahan besar sebab kini banyak
Biografi yagn dapat menjadi acuan lain untuk mengetahui Soekarno sendiri. terlebih dari itu semua biografi ini benar-benar inspiratif, setelah bab akhir
halaman terdapat sebuah dokumen-dokumen foto yang beberapa jarang ditemui di
internet.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus