Resensi Novel Calon Arang Promodya Anata Toer

Resensi Buku Calon Arang

Calon Arang

Pramodya Anata Toer




Kisah rakyat dari Jawa-Bali yang berlatar belakang tentang Kerajaan Hindu Kediri atau negeri Daha, pada masa pemerintahan raja Airlangga atau Erlangga dalam penyebutan Jawa. Jika dilihat dari sejarah, latar belakang ini masa Kerajaan Kahuripan yang didirikan oleh raja Airlangga, namun diceritakan dalam buku Calon Arang dituliskan pada masa Kerajaan Kediri atau Daha. Cerita berfokus terhadap dua tokoh. Tokoh satu Calon Arang seorang ahli sihit gelap terkemuka penyembah Dewi Durga sang dewi kematian. Calon Arang merupakan penyihir hitam terkenal dan paling ditakuti, seluruh warga desa selalu menghindari bahkan menunduk ketika bertemu dengannya. Calon Arang memiliki seorang putri bernama Ratna Manggali, setela sekian lama hidupnya ia belum menikah lantaran Calon Arang yang ditakuti. Hal itu membuat sebuah gosip-gosip terhadap Ratna Manggali yang membuat Calon Arang marah besar dan menyebarkan sebuah penyakit kepada penduduk Kerajaan Daha.

Tokoh kedua berbalik dari Calon Arang, Empu Baradah seorang pendeta suci dan saleh. Empu Baradah selalu dihormati dan dielukan oleh para masyarakat. Ia merupakan pendeta yang taat terhadap dewa. Empu Baradah juga memiliki seorang Putri yang bernama Widrawati, yang memiliki paras acantik juga watak yang baik. Dalam perjalannya hampir sama engan kisah Cinderella dari barat. Istri empu Baradah meninggal dan memiliki istri yang membenci Widrawati. Menanggapi hal tersebut Werawati sering kali pergi dari rumahnya dan menetap di kuburan sang Ibu. Permasalahan sangat menarik dalam buku ini, selain sang Calon Arang yang marah dan menyebarkan penyakit ke seluruh kerajaan Daha, permasalahan juga terjadi antara Widrawati dengan Ibu tirinya. Karena penyakit yang kian lama meresahkan sang raja Airlangga, akhirnya sang raja mengutus para prajurit untuk menghentikan Calon Arang. Seluruh pasukan kuat yang sebelumnya telah menaklukan banyak negara lainya dikerahkan hanya untuk mengalahkan seorang Janda ahli sihir gelap, yang tentu saja gagal. Dalam penggambaran kekalahan para prajurit juga diceritakan sangat sesuai, dapat menggambarkan suatu suasana Gore dan Violence jika disandingkan dengan masa kini. Singkat cerita sang Raja mengutus Empu Baradah untuk menghentikan sang Janda Calon Arang. Sang Empu melakukan banyak cara mulai dari memberikan Mantu kepada Calon Arang, menyembuhkan wabah penyakit di kerajaan, dan pada finalnya sang Empu beradu sihir dengan Calon Arang. Tentu saja kemenangan diraih oleh sang Empu, dan sang raja sangat mengapresiasinya.

Diakhir cerita sang raja meminta saran keada sang Empu tentang putranya yang direncanakan menjadi penguasa kerajaan Bali. Sang Empu menerima hal tersebut dan terbang ke Bali. Sewaktu tiba di Bali sang Empu bertemu engan empu... yang ternyata lebih sakti darinya. Dengan hal itu sang Empu kembali menghadap raja, memberikan suatu berita bahwa sang putra tidak dapat menjadi raja di Kerajaan Bali. Solusi dari sang empu ia menyarankan membagi Kerajaan Daha tersebut menjadi dua bagian untuk putra tertua dan putra termudanya. Munculah Kerajaan Kediri dan Jenggala. Empu Juga berperan sebagai pihak perdamaian ketika perang anata Kediri dan Jenggala.


Dari segi kebahasaan cerita ini mudah untuk dicerna, meski ada beberapa kata yang harus saya cari di KBBI tapi hal itu tidak juga terlalu menyusahkan bagi penalaran otak. Sesuai nuansa kerajaan Jawa pada masa lalu ada beberapa cerita yang dirasa pada zaman ini “kurang masuk akal” tapi itu juga bukan masalah. Dari segi cerita, cerita ini sangat layak bagi siswa SMP keatas sebab ada beberapa cerita yang mengandung unsur kekerasan dan kengerian, seperti para murid Calon Arang yang sering keramas dengan darah manusia.

Rating buku 8.9/10

Belum ada Komentar untuk "Resensi Novel Calon Arang Promodya Anata Toer"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel